SulutMaju.Com – Pengabdian bagi masyarakat terus dilakukan, sebagai bukti Rabu(24/9.2025) Universitas Sam Ratulangi(Unsrat)Manado mengirimkan Tim pengabdian masyarakat ke Desa Tambala, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Hal itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional.

Diketahui Tim pengabdian masyarakat ini datang membawa misi penting: melatih petani dan ibu-ibu setempat mengolah hasil panen mereka menjadi produk kesehatan bernilai tinggi.

Selain itu pemberdayaan perempuan dan kelompok petani yang tergabung dalam Sentra Produksi Bahan Baku  Suplemen Kesehatan dan Obat Desa Tambala dengan berbasis Asta Cita dan prinsip pembangunan berkelanjutan ini diharapkan dapat membawa dampak positif.

Spektakuler yang ditunjukan Tim Unsrat dimana tanaman yang selama ini hanya dijual mentah, kini bisa diubah menjadi  suplemen atau bahan baku obat.

Hal Itulah tujuan utama pelatihan yang dilaksanakan di Jaga VII Desa Tambala.

Pesertanya adalah para petani lokal, khususnya kelompok perempuan dan ibu-ibu PKK, yang selama ini menjadi garda terdepan dalam pengelolaan hasil bumi.

Mereka diajari langsung cara menggunakan alat-alat modern seperti alat perontok, ekstraktor, dan penyuling.

Dengan alat ini, mereka bisa mengekstrak sari pati dari tanaman herbal yang berpotensi menjadi obat untuk tukak lambung dan peningkat imun.

Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal membuka wawasan bahwa hasil panen bisa punya nilai tambah yang luar biasa.

Sementara itu Ketua Tim Pelaksana, Dr. Nelson Nainggolan, M.Si, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah kelanjutan dari program sebelumnya.

Program ini dibiayai dan menggunakan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat jendral Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.

Dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) dan Unsrat ini menjadi bukti nyata bagaimana riset di kampus bisa terhubung langsung dengan kebutuhan masyarakat.

“Kami ingin masyarakat Desa Tambala, terutama para perempuan dan petani, bisa menguasai teknologi sederhana ini. Harapannya, produk olahan mereka bisa menjadi suplemen kesehatan standar yang harganya jauh lebih tinggi,” tuturnya.

Bersama dengan anggota tim lainnya, Prof. Dr. Dingse Pandiangan, M.Si dan Rillya Arundaa S.Kom, M.Kom, mereka menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan bisa menjadi kunci kemandirian desa.

Pelatihan ini bukan hanya meningkatkan kapasitas petani, tetapi juga memperkuat kemandirian Desa Tambala dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak.

Bahan baku lokal yang diolah dengan teknologi tepat guna akan menjadi produk ekonomi dan kesehatan yang bernilai tinggi, tidak lagi sekadar hasil tani mentah.

Apresiasi datang langsung dari Sekretaris Desa, Anita Pongantung S.Th, mewakili Hukum Tua setempat.

Ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepedulian Unsrat dan Kemendiktisaintek.

“Kegiatan ini sangat membantu. Kami jadi tahu bahwa hasil pertanian kami bisa diolah menjadi produk kesehatan. Kami yakin, dengan dukungan ilmu pengetahuan, masyarakat Tambala bisa lebih mandiri dan sejahtera,” katanya, usai pelatihan tahap 2 di Desa Tambala, Rabu.

Peringatan Hari Tani Nasional di Desa Tambala ini menjadi simbol kolaborasi yang kuat antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat.

Harapannya, model pemberdayaan ini bisa dicontoh desa lain, di mana inovasi lokal menjadi pondasi utama untuk ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan berkelanjutan.

Turut hadir Kaur Pemerintahan Desa Tambala, Jefry Ngantung, dan Bendahara Desa Deby Sarael A.Md Par.