Manado, SulutMaju.Com – Kamis (4/9.2025) Demo mahasiswa dikantor DPRD Sulut kembali terjadi, kali ini demonstrasi masa datang dari mahasiswa Unsrat yang tergabung dalam Aliansi Geram Sulut seperti GMNI Manado, HMI Manado, PMII Manado, PMKRI Manado, OI Manado, IMM Manado dan elemen lainnya. Mereka menyampaikan aspirasi dan tuntutannya di depan gerbang gedung DPRD Sulawesi Utara, selang beberapa saat kira-kira jam 14.00 aksi damai diterima Sekertaris DPRD Sulut Niklas Silangen, kemudian dalam penyampaian aspirasi mereka masih tak puas, dan memintanya ingin bertemu langsung dengan wakil rakyat.

Bertepatan dengan situasi reses 45 anggota DPRD yang turun di dapil, aksi demo mahasiswa sempat gerah belum menemui para wakil rakyat, dan tepat pada jam 3 sore wakil rakyat dapil Manado temui para pendemo masing-masing Wakil Ketua DPRD Sulut Royke Anter, Anggota DPRD Sulut: Louis Schramm, Amir Liputo, Royke Roring, Paula Runtuwene, Jein Laluyan, serta Hilary Tuwo dapil Bitung Minut.

Demo yang dijaga ketat Pihak Kepolisian, TNI dan Pol PP, berlangsung tertib dan damai tidak anarkis, namun begitu aksi demo dengan penuh semangat meneriakan keinginan dan tuntutan aspirasi mereka untuk dapat didengar dan diperjuangkan.

Disaat aksi demo, Wakil Ketua Royke Anter mengajak perwakilan demo untuk masuk ke ruang kantor DPRD namun mereka menolak masuk, mereka menghendaki kalau masuk harus semua tak diwakilkan, Royke menyebut tak bisa karna terlalu banyak, akan menganggu keamanan didalam gedung dewan.

Ditengah aksi unjuk rasa mahasiswa, anggota DPRD Sulut Louis Schramm SH mengharapkan agar adik-adik mahasiswa yang datang unjuk rasa dapat menyampaikan tuntutan aspirasi ini dengan damai dan baik sehingga bisa ada instruksi dan dialog dan sampai kepada kami sebagai wakil rakyat.” Dan pasti aspirasi adik-adik mahasiswa akan kami perhatikan.” ungkap Louis Schramn kepada wartawan

Ketua Fraksi Gerindra ini juga menyampaikan himbauan kepada mahasiswa yang melakukan unjuk rasa, agar tetap dalam koridor menyampaikan aspirasi secara damai juga jangan sampai terganggu ketertiban umum didalam masyarakat.

” Karena sekarang ini kami membutuhkan ketenangan dalam membangun Sulawesi Utara untuk lebih maju.” seru Shramm

Sebelum masa demo membubarkan diri pada jam 6.00 sore, mereka menyampaikan 17 tuntutan aspirasi kepada pimpinan DPRD Royke Anter didampingi sejumlah anggota DPRD Sulut.

Ke – 17 tuntutan aspirasi yang disampaikan mahasiswa di setujui pimpinan dan anggota DPRD Sulut yang menerima aksi unjuk rasa mahasiswa, 17 tuntutan tersebut diantaranya sbb :

  1. Mengevaluasi dan mereformasi kinerja rezim Prabowo Gibran.
  2. Mereformasi menyeluruh di tubuh DPR-RI.
  3. Menolak militerisasi diruang sipil.
  4. Mencopot Kapolri dan segera mereformasi tubuh Polri.
  5. Transformasi Partai Politik dan segera merevisi UU Pemilu.
  6. Segera sahkan RUU Masyarakat adat, perampasan aset, PPRT dan revisi UU Ketenagakerjaan tanpa skema Omnibus Law.
  7. Tolak RKUHP tanpa partisipasi bermakna
  8. Naikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2026 sebesar 8,5 % sampai 10,5%.
  9. Cabut PP 35 tahun 2021 tentang perjanjian kerja waktu tertentu, alih daya, waktu kerja, waktu istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja.
  10. Reformasi kebijakan perpajakan.
  11. Hentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM.
  12. Berikan jaminan kesejahteraan dan jaminan Kesehatan bagi pekerja disektor informal lewat peraturan daerah di Provinsi Sulawesi Utara
  13. Hentikan perampasan ruang hidup diwilayah agraria dan kemaritiman (tolak reklamasi pantai Manado Utara dan perampasan lahan pertanian di Desa kalasey 2.
  14. Mendesak DPRD Sulut untuk se- segera mungkin mendorong Pemerintah provinsi Sulut untuk mengesahkan program gubernur disabilitas.
  15. DPRD Sulut wajib mendesak Polda Sulut untuk mempercepat penanganan kasus kekerasan seksual.
  16. Polda Sulut harus segera menghentikan dan usut representasi yang dilakukan oleh oknum kepolisian terhadap masa aksi.
  17. Segera hentikan pelibatan ormas dalam pengamanan kegiatan penyampaian pendapat. Tindak tegas oknum oknum ormas yang melakukan intimidasi terhadap massa aksi.(**)